Senin, 15 Desember 2014

Surat untuk Pangeran Ara

Dahulu kala ada seorang raja di negeri antah berantah. Raja ini terkenal bijaksana dan arif dalam memimpin. Raja memiliki putra bernama Pangeran Ara. Suatu hari, Pangeran Ara terlihat murung tak mau keluar kamar dan makan pun susah karena kehilangan pusaka. Diduga jika pusaka tersebut  jatuh ke tangan orang jahat maka hancurlah negeri ini. Pangeran Ara beserta pengawalnya sudah mejelajahi seluruh penjuru negeri namun tak ada hasil, pusaka tak ditemukan juga. Sang raja cemas melihat putranya. Dia memerintah pengawal kerajaan untuk mengadakan sayembara.

Embun pagi masih berbaring di kelopak-kelopak mawar. Wangi bunga-bunga berpadu dengan bau rerumputan. Kincauan burung-burungpun terdengar dari jauh. Duk geruduk suara kaki kuda mendekat. Tiba-tiba keramaian di Desa Mawar pecah oleh suara terompet pengawal istana. Semua orang menghentikan aktifitas dan  menghampiri sumber suara. Di atas kuda putih gagah perkasa dengan membawa pedang di pinggang dan tameng di tangannya, seorang pengawal membuka gulungan kertas yang dibawanya. "PENGUMUMAN. Pusaka milik Pangeran Ara hilang dalam perjalanan ke istana, diduga pusaka tersebut jatuh di desa ini. Pusaka tersebut berbentuk pedang kecil berkilau dengan dilapisi emas. Siapapun yang dapat menemukan, akan dikabulkan satu permintaannya oleh raja” suara pengawal istana lantang. Semua orang yang berkerumunan saling berbisik, bertanya-tanya keberadaan pusaka tersebut.


Rara perempuan tangguh dan berhati lembut  terlihat antusias mengikuti sayembara ini.
“Kamu yakin ingin mengikuti sayembara ini?” tanya seorang pemuda mengejek  kepada Rara.
“Tentu saja. Meskipun aku seorang perempuan” Jawab Rara tegas.


Keesokkan harinya, Rara mulai menyusuri Desa Mawar mencari keberadaan pusaka tersebut. Dia berjalan dari ujung timur sampai ujung barat Desa Mawar. Desa Mawar terletak di balik bukit. Udara  masih sedi desa ini masih sejuk, kanan-kiri sepanjang desa dihiasi tanaman bunga mawar. Berbagai macam warna bunga mawar ada di desa ini, dari warna putih, merah, jingga,ungu dan lain-lain. Setelah kelelahan melakukan perjalanan jauh, Rara beristirahat di bawah pohon rindang. Pikiran tak karuan, hati mulai gelisah. Terkadang ia merasa putus asa tak dapat menemukan pusaka itu, tapi di dalam hati terdalam dia merasa yakin dapat menemukannya.


Sembari berdialog di dalam hati,  Rara melihat seorang nenek tua berjalan dari arah barat menuju tempat peristirahatan Rara. Nenek itu sedang kerepotan menggendong rinjing dipundaknya, tangannya membawa tempat untuk bunga-bunga mawar yang dia petik. Tiba-tiba nenek berjalan sempoyongan seperti akan pinsan. Dengan sigap, Rara menghampiri dan menolong nenek. Rara memapah nenek  ke bawah pohon rindang untuk beristirahat. Ia juga memberikan bekal bawaannya untuk di makan nenek. Setelah nenek cukup kuat untuk berjalan, Rara membantu membawakan barang bawaannya ke rumah nenek.


“Makasih ya cu, siapa namamu?”, tanya nenek.
“Rara nek. Maaf nek, Rara buru-buru mau melanjutkan perjalanan ” jawab Rara
“kemana cu?”, tanya nenek kaget
Rara menceritakan tujuannya untuk mengikuti sayembara. Setelah usai menjelaskan, Rara berpamitan kepada nenek. Nenek mengantar Rara ke depan pintu rumah. Rara berjalan pelan menjauh dari rumah nenek. Dua meter dari rumah nenek terdengar suara.


“Cu. Tunggu! Kembalilah sebentar“ , teriak nenek. Rara segera menolehkan kepalan dan kembali ke arah rumah nenek.


“Tunggulah sebentar. Ada sesuatu yang akan kuberikan kepadamu” ucap nenek
Nenek segera masuk ke dalam rumahnya dan mengambil sebuah kotak hitam kecil. Rara menyusulnya masuk ke dalam rumah.


“Ini cu, untukmu. Hanya ini yang bisa nenek berikan. Semoga bisa kau gunakan sebaik-baiknya”, ucap nenek sembari menyodorkan sebuah kotak hitam kecil.


“Apa ini nek?”, tanya Rara membuka kotak hitam tersebut, “ pedang pusaka milik Pangeran Ara?”
“Iya cu. Ambillah untukmu, kembalikan kepada Pangeran” nasehat nenek
Rara sebenarnya bingung mengapa dan bagaimana pusaka itu bisa ada di tangan sang nenek. Tetapi Rara tahu bukan saat yang tepat untuk bertanya, ia harus bergegas menuju istana sebelum terlambat.


“terimakasih nek” jawab Rara memeluk nenek. Kemudian Rara pamit melanjutkan perjalanan ke istana.


Sesampainya di istana, ia ditatap oleh pengawal kerajaan lekat-lekat. Ini pertama kalinya ia pergi ke istana, timbul sedikit rasa takut dalam hati Rara diamati dengan tatapan membunuh, tetapi ia tetap melangkahkan kaki dengan seluruh keberaniannya. Tangannya menggenggam pusaka terlalu erat sebagai pelampiasan atas rasa senang, takut, dan ragu.


“hai, anak muda ada keperluan apa kau kemari?” tanya pengawal kerajaan dengan nada keras.
“Saya ingin bertemu dengan raja, memberikan pusaka milik Pangeran Ara” jawab Rara
Pengawal kerajaan langsung mengalihkan pandangan pada pusaka di tangan Rara. Tanpa sadar, semakin erat pula Rara menggenggam pusakanya.
“Masuklah. Raja telah menunggu”


Setelah dipersilahkan masuk, akhirnya Rara dapat bertemu langsung dengan raja.
“Raja, Saya telah menemukan pusaka milik Pangeran Ara”, ucap Rara meyodorkan pusaka tersebut kepada raja sambil membungkuk dan terus menunduk.
“Sesuai janjiku, akan kukabulkan satu permintaanmu. Kau ingin apa?” tanya Raja
“Tidak raja. Saya hanya  ingin menitipkan surat ini untuk Pangeran Ara” jawab Rara sambil memberikan surat tersebut. 


Tak beberapa lama, surat tersebut sampai di tangan Pangeran Ara beserta pusaka. Kebetulan, hari ini merupakan peringatan kelahiran Pangeran Ara. Pangeran Ara merasa senang sekali karena pusakanya telah kembali. Namun Pangeran Ara terkejut melihat secarik kertas yang melekat di pedang pusaka, dibukanya lipatan  kertas tersebut  dengan  berhati-hati pangeran membaca.
               
                

Rabu, 26 Februari 2014

Ini Caraku Mengiklaskan "Kita"

Teruntuk kamu,
seseorang yang pernah menjadi penghuni hati.
Seseorang yang telah mengukir banyak kenangan.
Seseorang yang telah mengajarkanku tentang banyak hal termasuk keikhlasan.
Seseorang yang telah memutar-mutar hati.
Iya kamu, kamu yang sedang membaca ini.

Ini adalah caraku melepas kepergianmu, caraku mengakhiri cerita aku & kamu yang pernah menyatu menjadi kita.Kuharap ini belum terlambat untuk meikrarkan kata "ikhlas" diantara kita. Iya kita, kita adalah kata kenangan antara kamu dan aku yang kini terpisahkan oleh jurang yang dalam. Dan tak ada jembatan diantara kamu dan aku karna kamu telah kehabisan material untuk membangunnya sedang materialku tak cukup banyak untuk mendirikan sebuah jembatan.

Biarlah kita menjadi sebuah kata kenangan kamu dan aku.
Biarlah ikhlas yang hadir kala kamu dan aku tak lagi bersama.
Biarlah ikhlas yang hadir kala kala kamu tak lagi menemani hariku
Biarlah ikhlas yang hadir kala aku telah tergantikan
Biarlah ikhlas yang hadir kala kamu memunggungiku
Biarlah ikhlas yang hadir kala kamu tak lagi mengingatku
Biarlah....


Aku cukup paham disetiap pertemuan pastilah kita akan menjumpai jurang perpisahan
Inilah saatnya, saat dipenghujung pertemuan
Terimakih telah mengajariku banyak hal
Terimakasih pernah berkunjung ke hatiku
Terimakasih telah menjadi bagian dalam hidupku
Terimakasih untuk semua rasa yang pernah kamu beri

Ini bukan kata perpisahan
Hanya saja berpisah dengan perasaan
Membunuh dengan pasti setiap perasaan itu muncul kembali

Bukan!
Bukan untuk mengucap selamat tinggal kepadamu,
hanya saja ingin meninggalkan rasa yang pernah ada
Bukan!
Bukan tak ingin melupakan,
tapi ingin menyimpannya dan membiarkannya usang
Membiarkannya menjadi album kenangan yang akan usang dengan sendirinya.

Kamis, 24 Oktober 2013

Motivasi

Masalah dalam hidup hanyalah sebuah proses pendewasaan diri. Semua tergantung pada sikap yg kamu pilih dalam menyelesaikannya.

Tak ada yang abadi, begitu juga hati. Jangan menunggu tuk ungkap isi hati, ketika kau sadari hanya tangis yg menghiasi.

Ketika kamu bertemu seseorang yg pernah meninggalkanmu, berterimakasihlah. Karena dia, kamu menemukan cintamu saat ini.

Ketika kamu bertemu seseorang yg peduli padamu, berterima-kasihlah. Karena dia, kamu menyadari betapa istimewanya kamu baginya.

Ketika kamu bertemu seseorang yg mencintaimu, berterima-kasihlah. Karena cintanya mampu membuatmu menjadi pribadi yg lebih baik.

Kamu tak akan bisa membenci jika tak mencinta, namun membenci tak ada gunanya. Jangan biarkan cintamu menjadi benci.

Hidup itu susah dan kadang menjatuhkanmu ke dasar, namun sadarilah bahwa ia jg memberimu pilihan tuk bangun dan bangkit kembali.

Hanya karena seseorang mencintaimu dengan tulus, bukan berarti mereka tidak akan pernah meninggalkanmu. Tak ada yang abadi.


24-10-13

Insting seorang ibu takkan salah, ketika anak perempuan satu-satunya ini tengah menangis terisak-isak di pojok kamarnya ditemani dua HP nya yang setia berada dalam genggaman tangan. Kamar sengaja kugelapakan, agar tangis isakku tak terlalu jelas terlihat. Untunglah di luar hujan, suara isakkupun tak begitu terdengar dengan jelas. Namun seorang ibu tak juga kehabisan akal untuk mengetahui keadaan anaknya ini. Beliau mulai menanyakan hal-hal sepele, hanya untuk memastikan anaknya baik-baik saja di pojok kamar. Bahkan mulai memarahi dengan alasan sepele hanya untuk mengisyaratkan agar aku tak perlu menyebunyikan tangisan. Tetap saja inginku sembunyikan perasaan inis sejauh mingkin, agar tak seorang reumahpun tahu.

Hari ini aku puasa, seharusnya aku dapat menikmati hidangan puasa favoritku. Seharusnya aku dapat menukmatinya dengan lahap. Ah entah aku sudah kehilangan selera, perut terasa sudah sangat terasa kenyang oleh pesan singkat yang kamu kirim. Tega sekali aku tak menyentuh hidangan dari ibu cuma karna kegalauan hati.


Selesai

Jadi kemana saja aku selama ini?
Masih berada di bus yang sama menantimu di tempat duduk paling belakang.
Ternyata kau tengah asik becanda dengan wanita yang kau sukai itu di tempat duduk terdepan.
Ah bodoh! aku terlambat menyadarinya ada wanita itu disampingmu

Aku mulai terlena dengan pikiranku.
Kamu dan dia sudah terlalu dekat
dari satu kelas, sering survey bareng mungkin sudah berbonceng bersama mengelilingi tempat favorit kita
tempat satu magang, dan entahlahh apa lagi yang kutak tahu
Bahkan dengan gamblang kamu mengatakan kamu menyukainya, dan dia merespon.
Medengar itu seperti tertusuk bara api tengah di jantung.
Kamu tau bagaimana rasanya sayang?

Mungkin wanita itu orang yang selama ini kamu cari, kamu butuhkan
Mungkin wanita itu yang akan menggantikanku
meneruskan tugasku sebagai tempatmu kembali
Mungkin wanita itu yang akan membawamu meraih masa depan

Tersadar aku dari lamunan
Aku harus segera turun dari bus ini
Aku harus segera berbenah diri termasuk hatiku yang tak lagi berbentuk
Ya harus lekas turun!

Menanti bus yang baru
Yang akan membawaku ke tujuan

Teruntuk Lelaki Hebatku

Maaf aku masih terlalu labil atau mungkin masih terlalu banyak menyimpan harapan.
Maaf aku terlalu lancang menuliskanmu disini.

Sebenarnya aku terkadang masih penasaran apa yang kamu pikirkan selama ini tentang perpisahan kita?
Apakah kamu berfikir aku adalah orang yang membosankan?
Apakah kamu berfikir aku adalah orang yang tidak pengertian?
Apakah kamu berfikir aku adalah orang bodoh yang tak bisa kamu ajak diskusi?
apakah kamu fikir aku tak rupawan tak bisa diajakmu berpergian?
Atau mungkin cintamu telah kadarluasa..
Ah entahlahh!
Aku tak tahun kemana arah pikiranmu

Aku juga penasaran sedang apa kamu saat ini
mungkin kamu sedang tertawa terbahak-bahak dengan temanmu
Atau sedang bercengkrama menikmati acara televisi bersama keluargamu
Atau sedang berdiskusi dengan wanita yang kamu sukai itu
Atau kamu sedang berteduh bersamanya, menunggu hujan reda
lagi-lagi kutak tahu..
Yang kutahu kamu tengah berbahagia menikmati hidupmu tanpa aku

Masa Lalu

Dalam kamus bahasa Indonesia masa lalu adalah peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Kalau kata orang bijak masa lalu sebaiknya dijadikan motivasi. Sebagai pembelajaran dalam hidup.

Tapi bukan ini yang kuingin bicarakan, aku ingin m embicarakan masa lalu yang kulalu bersama lelaki hebatku. Terkadang ingin sekali membenci masa lalu, ingin segera membuangnya secara cepat. Masa lalu yang tak perlu kuingat-ingat, dan mengemasnya secara rapi kemudian akan kusimpan di museum. Tapi bukankah masa lalu merupakan proses kedewasaan? kata seorang pria, "masa lalu tak harus disesali, walaupun kamu mencemaskan masa depan. Tetap nikmatilah masa sekarang, karen asuatu saat kamu akan merindukan masa sekarang".
Ah! seorang itu benar! suatu hari aku kan merindukan masa sekarang dan aku akan tertawa terbahak-bahak mengingatnya.

"Lantas bagaimana caraku menikmati sakit ini?"

Rasanya seperti sebuah tamparan keras saat kamu berkata, "aku dekat seorang wanita. Dia wanita yang rajin dan aku pemalas.." . "Siapa wanita itu?", pikirku. Entahlahh..
Aku tak berniat menanyakan lebih dalam, aku pikir kamu mulai tertarik dengan wanita itu. Lalu benarkah posisiku telah tergantikan?
Kata seorang sahabat, " kamu harus tegas! jangan mau digantung, kamu harus tanyakan perasaannya ke kamu sekarang!", "Untuk apa? bahkan itu memalukan diriku sendiri. Bukankah aku tak punya hak lagi untuk melarangnya?" jawabku.

Percakapan terhenti, dan aku terus bertarung dengan hatiku. Ya mungkin tak seharusnya aku terus menimbun perasaanku, ,menjaganya dengan penuh hati-hati, mengumpulkan harapan-harapan palsu. Seharusnya aku tak perlu lagi melakukan itu semua!
 
FEBRIYANTI Blogger Template by Ipietoon Blogger Template